Hello World. .
Posting lagi nih, dihari yang cerah, tak seperti kemarin yang terus diguyur hujan, postingan kali ini tentang Jenis-jenis Vitamin yang ada. . Semoga bermanfaat dan Selamat Membaca :)
BAB
I
PENDAHULUAN
Vitamin (bahasa Inggris:
vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik
amina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme,yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama
ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin
vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus
organik
yang memiliki atom
nitrogen
(N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa
banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom
N. Dipandang dari sisi enzimologi
(ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi
oleh enzim.
Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.
Terdapat
13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin,
riboflavin, niasin,
asam pantotenat,
biotin,
vitamin B6, vitamin B12, dan folat).
Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D
dan vitamin K dalam bentuk provitamin
yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal
dari makanan
yang kita konsumsi. Buah-buahan
dan sayuran
terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik
untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan
Vitamin
memiliki peranan di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan.
Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini
diabaikan maka metabolisme
di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.
Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A
maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak
boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
1.1 Latar Belakang
Vitamin merupakan
nutrien organic yang
dibutuhkan dalam jumlah
kecil
untuk
berbagai fungsi biokimiawi
dan yang umumnya
tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus
dipasok dari makanan.Vitamin yang
pertama kali ditemukan
adalah vitamin A dan
B , dan
ternyata masing-masing larut
dalam lemak dan
larut dalam air.Kemudian ditemukan
lagi vitamin-vitamin yang
lain yang juga
bersifat larut dalam lemak
atau larut dalam
air.Sifat larut dalam
lemak atau larut
dalam air dipakai sebagai dasar
klassifikasi
vitamin.Vitamin yang larut
dalam air ,seluruhnya
diberi symbol anggota B
kompleks ( kecuali
vitamin C )
dan vitamin larut
dalam lemak yang baru
ditemukan diberi symbol
menurut abjad (vitamin
A,D,E,K ).Vitamin yang larut
dalam air tidak
pernah dalam keadaan
toksisitas di didalam
tubuh karena kelebihan vitamin
ini akan dikeluarkan
melalui urin, sehingga perlu bagi
kita untuk mengetahui jenis-jenis vitamin dan fungsi serta batas-batasnya dalam
tubuh
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah
yang dimaksud dengan Vitamin?
b. Bagaimana
Sejarah adanya Vitamin
c. Apa
saja jenis-jenis vitamin?
1.3 Tujuan
a. Untuk
Menhetahu Pengertian dari Vitamin
b. Untuk
mengetahui sejarah terbentuknya Vitamin
c. Untuk
mengetahui jenis-jenis dari Vitamin
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris:
vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa
organik
amina
berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme,yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh dan merupakan senyawa-senyawa organic
tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi
esensial untuk reaksi metabolism dalam sel dan penting untuk melangsungkan
pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.
Vitamin
juga dapat di gambarkan sebagai nutrien
organic yang dibutuhkan dalam jumlah
kecil untuk berbagai fungsi
biokimiawi dan yang
umumnya tidak disintesis
oleh tubuh sehingga harus
dipasok dari makanan
2.2 Sejarah
Terciptanya Vitamin
Vitamin
merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah
sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu
senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan
berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih
mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin
dapat dibagi menjadi 5 era pentin
Era
penyembuhan empiris
Era
pertama dimulai pada sekitar tahun 1500-1570
sebelum masehi. Pada masa itu, banyak ahli pengobatan dari berbagai bangsa,
seperti Mesir,
Cina,
Jepang,
Yunani,
Roma,
Persia,
dan Arab, telah menggunakan
ekstrak senyawa (diduga vitamin) dari hati
yang kemudian digunakan untuk menyembuhkan penyakit kerabunan pada malam hari.
Penyakit ini kemudian diketahui disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Walau
pada masa tersebut ekstrak hati tersebut banyak digunakan, para ahli pengobatan
masih belum dapat mengidentifikasi senyawa yang dapat menyembuhkan penyakit
kerabunan tersebut. Oleh karena itu, era ini dikenal dengan era penyembuhan
empiris (berdasarkan pengalaman).
Era
karakterisasi defisiensi
Perkembangan
besar berikutnya mengenai vitamin baru kembali muncul pada tahun 1890-an.
Penemuan ini diprakarsai oleh Lunin dan Christiaan Eijkman
yang melakukan penelitian mengenai penyakit defisiensi
pada hewan. Penemuan inilah yang kemudian memulai era kedua dari lima garis
besar sejarah vitamin di dunia. Penelitian mereka terfokus pada pengamatan
penyakit akibat defisiensi senyawa tertentu. Beberapa tahun berselang, ilmuwan Sir Frederick G.
Hopkins yang sedang melakukan analisis
penyakit beri-beri
pada hewan menemukan bahwa hal ini disebabkan oleh kekurangan suatu senyawa
faktor pertumbuhan (growth factor). Pada tahun 1911,
seorang ilmuwan kelahiran Amerika
bernama Dr. Casimir Funk
berhasil mengisolasi suatu senyawa yang telah dibuktikan dapat mencegah
peradangan saraf
(neuritis)
untuk pertama kalinya. Dr. Casimir juga berhasil mengisolasi senyawa aktif dari
sekam beras
yang diyakini memiliki aktivitas antiberi-beri
pada tahun berikutnya. Pada saat itulah (dan untuk pertama kalinya), Dr Funk
mempublikasikan senyawa aktif hasil temuannya tersebut dengan istilah vitamine
(vital dan amines). Pemberian nama amines pada senyawa
vitamin ini karena diduga semua jenis senyawa aktif ini memiliki gugus amina (amine).
Hal tersebut kemudian segera disanggah dan diganti menjadi vitamin (dengan
penghilangan akhiran huruf "e") pada tahun 1920.
Masa
keemasan
Era
ketiga sejarah vitamin terjadi beberapa dekade berikutnya. Pada masa tersebut,
terjadi banyak penemuan besar mengenai vitamin itu sendiri, meliputi penemuan
vitamin jenis baru, metode penapisan yang diperbahurui, penggambaran struktur
lengkap vitamin, dan síntesis vitamin B12.
Oleh karena hal tersebutlah, era ketiga dari garis besar sejarah vitamin ini
dikenal dengan masa keemasan (golden age). Banyak penelti yang
mendapatkan hadiah nobel atas penemuannya di bidang vitamin ini. Sir Walter N. Hawort
mendapatkan nobel di bidang kimia atas penemuan vitamin C
pada tahun 1937.
Hadiah nobel
lainnya diperoleh oleh Carl Peter Henrik Dam
di bidang Fisiologi
- Pengobatan pada tahun 1943
atas penemuannya terhadap vitamin K.
Fritz A Litmann
juga turut memenangkan nobel atas dedikasinya dibidang penelitian mengenai
penemuan koenzim
A dan perannya di dalam metabolisme tubuh.
Era
karakterisasi fungsi dan produksi
Era
keempat ditandai dengan banyaknya penemuan mengenai fungsi biokimia
vitamin di dalam tubuh, perannya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari,
dan produksi komersial vitamin untuk pertama kalinya dalam sejarah. Pada tahun 1930-an,
para peneliti menemukan bahwa vitamin B2
merupakan bagian dari “enzim kuning”. Vitamin B2 ini sendiri diperoleh dari
ekstrak ragi.
Melalui penelitian ini juga, kelompok vitamin B
diketahui berperan sebagai koenzim yang penting di dalam tubuh manusia. Produksi
masal vitamin untuk pertama kalinya juga terjadi pada era ini. Dikomersilkan
pertama kali oleh Tadeus Reichstein
pada tahun 1933,
vitamin C telah dijual kepada masyarakat luas dengan harga yang relatif murah
sehingga terjangkau bagi khalayak ramai. Vitamin C
yang juga dikenal dengan istilah asam askorbat
ini kemudian banyak dipakai sebagai suplemen makanan, penelitian, dan gizi
tambahan bagi hewan ternak. Atas hasil penemuan ini, Tadeus Reichstein
mendapatkan nobel di bidang Fisiologi – Pengobatan pada tahun 1950.
Era
penemuan nilai kesehatan vitamin
Hanya
dalam waktu 1 dekade berikutnya setelah era vitamin keempat, perkembangan ilmu
pengetahuan telah membawa vitamin keera berikutnya, yaitu era kelima dimana
banyak ditemukan nilai kesehatan dari masing-masing jenis vitamin dan penemuan
baru mengenai fungsi biokimia vitamin bagi tubuh. Masa ini dimulai pada tahun 1955
ketika Rudolf Altschul
menemukan bahwa niasin
(vitamin B3)
dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah. Peranan kesehatan ini terlepas dari efek defisiensi vitamin B3 itu
sendiri maupun perannya sebagai koenzim dalam metabolisme tubuh.
2.3 Jenis-Jenis Vitamin
a. Vitamin
yang Larut dalam Air
Fungsinya dalam
biomedis.
Tidak adanya vitamin
atau defisiensi vitamin menimbulkan
berbagai keadaan defisiensi
dan penyakit yang
khas. Diantara
vitamin-vitamin yang larut dalam
air ,dikenali keadaan
defisiensi berikut ini :
-
Penyakit beri-beri
(defisiensi tiamin )
-
Keilosis, glositis,sebore, dan
fotofobia (defisiensi riboflavin)
-
Pellagra (defisiensi
niasin).
-
Neuritis perifer
(defisiensi piridoksin).
-
Anemia megaloblastik,asiduria metilmalonat dan
anemia pernisiosa
-
Anemia megaloblastik
(defisiensi asam folat).
-
Penyakit skorbut /
skurvi (defisiensi asam askorbat).
Defisiensi
vitamin dihindari dengan mengkomsumsi berbagai jenis makanan
dalam jumlah
yang memadai. Vitamin yang
larut di dalam
air kelompok dari
vitamin B kompleks
merupakan kofaktor dalam berbagai
reaksi enzimatik yang
terdapat di dalam
tubuh kita. VitaminB
yang penting bagi nutrisi
manusia adalah :
-
Tiamin (
vitamin B 1 ).
-
Riboflavin (
vitamin B2 ).
-
Niasin (asam
nikotinat ,nikotinamida, vitamin
B3 )
-
Asam pantotenat
( vitamin B5 ).
-
Vitamin B6
( piridoksin ,pridoksal
,piridoksamin ).
-
Biotin.
-
Vitamin B12
(kobalamin ).
-
Asam folat.
Karena kelarutannya
dalam air ,kelebihan
vitamin ini akan
diekskresikan ke
dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun
dalam konsentrasi yang toksik. Penyimpanan vitamin
B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin)
sebagai akibatnya vitamin B kompleks
harus dikomsumsi secara teratur.
1. Tiamin
Tiamin telah
lama dikenal sebagai antineuritik karena digunakan untuk membuat normal kembali
susunan syaraf. Adapun struktur /rumus kimia dari Tiamin adalah sebagi berikut
:
Fungsi tiamin
didalam tubuh adalah sebagai koenzim dalam karbosilasi asam firufat dan asam
ketoglutarat, dan tiamin terlibat dalam metabolism lemak, protein, dan sintesis
asam nukleat
Koenzim yang berasal dari vitamin
ini adalah tiamin pirofosfat (TPP) yang
berfungsi dalam reaksi-reaksi dekarboksilasi asam a keton, oksidasi keton,
transketolasi. Adapun bagian aktif dari koenzim TPP adalah gugus tiazolnya.
Tiamin diabsorbsi
secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang bersuasana asam, dengan
bantuan adnin trifosfatase. Setela di absorbs, kurang lebih 30 mg tiamin
mengalami fosforilasi dan disimpan sebagai tiamin pirofosfat didalam jantung,
otak, hati, dan jaringan otot.
Defisiensi vitamin
ini menyebabkan terjadinya penyakit beri-beri, terutama pada Negara yang
menggunakan nasi sebagai bahan makanan pokoknya. Defisiensi vitamin ini juga
mengakibatkan rusaknya alat pencernaan makanan, yang disertai dengan
muntah-muntah dan diare. Sumber vitamin ini adalah segala biji-bijian, seperti
beras, gandum, dan sumber lainnya adalah daging, unggas, telur, hati, kedelai,
kacang tanah, sayuran, dan susu.
Tiamin memiliki sifat yang mudah larut
dalam air, sehingga dapat hilang dan rusak selama dalam proses pemasakan, dan
juga tidak tahan terhadap pemanasan yang terlalu lama. Faktor lain yang juga
menyebabkan kerusakan pada tiamin adalah adanya alkali yang terkandung. Jika
dilihat pada proses pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang
direbus mencapai 50%, dan yang dipanggang kehilangan 25 %. Oleh karena itu,
guna menjaga kehilangan tiamin dari makanan, terutama sayuran, maka dalam
memasaknya digunakan air yang sedikit saja, kecuali jika air rebusan itu ikut
di manfaatkan untuk konsumsi bersama sayuran itu sendiri.
2. Ribovflavin
Riboflavin
merupakan pembentuk flavin mononukleotida (FMN) dan juga sebagai koenzim FAD
Dan
struktur kimia vitamin B2 adalah sebagai berikut :
Riboflavin
diabsorbsi dibagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan
natrium untuk kemudian mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa
usus halus. Sebanyak 200ml Riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui
urine tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Tanda-tanda defisiensi pada vitamin ini
adalah keilosis ( terjadi kerak pada sudut mulut yang berwarna merah ). Sumber
vitamin ini adalah susu, daging, telur, dan ikan. Adapun biji-bijian seperti
beras dan gandum hanya mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil (sedikit).
3. Niasin
Niasin merupakan nama
generik untuk asam
nikotinat dan nikotinamida
yang Berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalam makanan. Asam nikotinat
merupakan derivat asam monokarboksilat dari
piridin. Bentuk aktif sari
niasin adalah Nikotinamida
Adenin Dinukleotida (NAD+)
dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida
Fosfat ( NADP+). Nikotinat merupakan
bentuk niasin yang
diperlukan untuk sintesis
NAD+ dan NADP+ oleh
enzim-enzim yangterdapat pada
sitosol sebagian besar sel. Karena itu,setiap
nikotinamida dalam makanan,
mula-mula mengalami deamidasi
menjadi nikotinat. Dalam sitosol
nikotinat diubah menjadidesamido NAD+
melalui reaksi yang mula-mula dengan
5- fosforibosil –1-pirofosfat (
PRPP ) dan
kemudian melalui adenilasi dengan
ATP.Gugus amido pada
glutamin akan turut
membentuk koenzim NAD +.
Koenzim ini bisa
mengalami fosforilasi lebih lanjut
sehingga terbentuk NADP+.
4. Asam pantotenat
( vitamin B5 )
Vitamin B5
(asam pantotenat)
banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan
vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam
reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini
adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat
dan otak
dan memproduksi senyawa asam lemak,
sterol,
neurotransmiter,
dan hormon
tubuh. Vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi makanan hewani,
mulai dari daging, susu,
ginjal,
dan hati hingga makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau. Seperti halnya
vitamin B1 dan B2, defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah
dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot
serta kesulitan untuk tidur.
5.
Vitamin B6
Vitamin B6,
atau dikenal juga dengan istilah piridoksin,
merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berperan
sebagai salah satu senyawa koenzim A
yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak,
seperti spingolipid
dan fosfolipid. Selain itu, vitamin
ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi
dan memproduksi antibodi
sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen
atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. Vitamin ini merupakan salah satu
jenis vitamin yang mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam
beras,
jagung,
kacang-kacangan, daging, dan ikan.
Kekurangan vitamin dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kulit pecah-pecah,
keram otot, dan insomnia.
6.
Biotin
Rumus
kimia vitamin ini adalah sebagai berikut ;
Biotin
sebagai kofaktor yang terikat kuat pada bagian protein enzim. Ada tiga jenis
reaksi yang dapat dilangsungkan oleh biotin, yaitu reaksi karboksilasi pada
karbon dari asil KoA, reaksi karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda
dari rantai karbon senyawa asil KoA, dan reaksi transkarboksilasi pada senyawa
asil KoA.
Gejala
defisiensi yang tampak pada vitamin ini adalah sebagai berikut :
a. Kulit
menjadi kasar bersisik
b. Rasa
sakit pada urat-urat
c. Kulit
memucat
d. Anoreksia
(kehilangan selera makan) dan mual
e. Kadar
hemoglobin menurun
f. Kadar
kolesterol menaik
g. Kadar
biotin urin menurun samapi 1/10 normal
Adapun
sumber utama vitamin biotin adalah daging, kuning telur, kacang polong, kaenari
atau kemiri.
7. Vitamin B12
Vitamin B12
atau sianokobalamin
merupakan jenis vitamin yang hanya khusus diproduksi oleh hewan
dan tidak ditemukan pada tanaman.
Oleh karena itu, vegetarian
sering kali mengalami gangguan kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini.
Vitamin ini banyak berperan dalam metabolisme energi
di dalam tubuh. Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang
berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf,
pembentukkan molekul DNA
dan RNA,
Beberapa gejala defisiensi vitamin
ini antara lain sebagai berikut ;
a. Anemia pernisiosa,
yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh mengabsorpsi B12
b. Pucat dan menjadi kurus
c. Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
d. Gangguan neurologis
e. Depresi mental
8. Asam Volat
Defisiensi asam folat
menunjukkan anemia megaloblastik, glositis (inflamasi pada lidah), dan
diare.Makanan sumber asam folat adalah hati, sayuran berwarna hujau tua
terutama bayam, asparagus dan kacang-kacangan.Tetrahidofolat berperan dalam
pembentukan komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya sangat penting dalam
pembelahan sel dan reproduksi.
b.
Vitamin yang Larut dalam Lemak
Keadaan yang
mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti Steatore dan system biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan
vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak,sehingga dapat menimbulkan
keadaan defisiensi.Defisiensi gizi akan
mempengaruhi fungsi vitamin-
vitamin tersebut.
1. Vitamin A
Vitamin A adalah suatu alcohol yang
terdapat di dalam tumbuhan sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada
hirolisis karoten terjadi vitamin A. Rumus karoten adalah seperti di bawah ini
:
Vitamin A,
yang juga dikenal dengan nama retinol,
merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan
yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen
mata
di retina.
Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit
dan imunitas
tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari,
dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu,
ikan,
sayur-sayuran
(terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan
(terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah,
wortel,
pisang,
dan pepaya).
Apabila terjadi
defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja
dan katarak.
Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi
saluran pernafasan,
menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan
asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan
pada tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain pusing-pusing,
kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan pingsan. Selain itu, bila sudah
dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan
kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan iritasi
kulit.
2.
Vitamin D
Vitamin D
juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan
hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju.
Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang.
Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel
kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet).
Bila kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang
tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu,
gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan.
Penyakit lainnya adalah osteomalasia,
yaitu hilangnya unsur kalsium
dan fosfor
secara berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja,
sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan adalah osteoporosis,
yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan
vitamin D dapat menyebabkan tubuh mengalami diare,
berkurangnya berat badan, muntah-muntah,
dan dehidrasi berlebihan.
3.
Vitamin E
Struktur molekul
vitamin E
Vitamin E
berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari
jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga
dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi
udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh
sebagai senyawa antioksidan
alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan
minyak tumbuh-tumbuhan. Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi
tubuh, antara lain kemandulan
baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot akan mengalami
gangguan yang berkepanjangan.
4. Vitamin K
Vitamin K
banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik penutupan luka.
Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan
di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan.
Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor
enzim
untuk mengkatalis reaksi karboksilasi
asam amino asam glutamat.
Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran
segar yang merupakan sumber vitamin
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Vitamin adalah
nutrien organik yang
mempunyai berbagai fungsi
yang essensial dalam proses
metabolisme,dibutuhkan dalam jumlah
yang kecil dan
harus disuplai dari makanan.
b. Vitamin
ditemukan dan berkembang dalam 5 buah periode yang saling menyempurnakan hingga sekarang
c. Vitamin
dapat dibagi menjadi vitamin yang larut dalam air yang terdiri atas
-
Tiamin (
vitamin B 1 ).
-
Riboflavin (
vitamin B2 ).
-
Niasin (asam
nikotinat ,nikotinamida, vitamin
B3 )
-
Asam pantotenat
( vitamin B5 ).
-
Vitamin B6
( piridoksin ,pridoksal
,piridoksamin ).
-
Biotin.
-
Vitamin B12
(kobalamin ).
-
Asam folat.
Dan yang larut dalam
lemak terdiri atas Vitamin A, K, E dan D
d. Kebanyakan
vitamin tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga harus memperoleh dari
makanan. Vitamin diperlukan dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai
katalisator yang memungkinkan transformasi kimia macron nutrient yang secara
bersama-sama kita sebut dengan metabolisme.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, A. L.
1998. Dasar-Dasar Biokimia I.
Erlangga, Jakarta
Pujiadi, A. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press,
Jakarta.
I would recommend my profile is important to me, I invite you to discuss this topic...
BalasHapusvitamin b12 rich dry fruits