Welcome Sunday. .
Salam Semangat, ,
Lagi Semangat Posting nih. . kali ne posting about Pencemaran di Udara yang semakin mengkhawatirkan, langsung aja deh dibaca :)
Bagi yang ingin powerponit, Silahkan Download
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Seluruh mahluk hidup, hidup
dan beraktivitas di bumi dengan berbagai komponennya, baik itu
komponen biotik
maupun komponen abiotik. Baik atau tidaknya suatu kehidupan tergantung pula
pada lingkungan tempat mereka tinggal sehingga lingkugan yang baik dan sehat
akan menghasilkan
kehidupan yang sehat dan sebaliknya, oleh karena itu kita
harus mengetahui apa saja unsur-unsur
lingkungan disekitar kita.
Banyak hal-hal yang dapat mencemari udara, salah satunya
adalah Batu Bara Pembakaran batubara menyumbang pada
perubahan iklim lebih dari bahan bakar fosil lainnya. Pembangkit listrik tenaga
uap berbasis batubara melepas CO2 yang sangat besar ke atmosfir tiap tahunnya,
atau tepatnya 11 milyar ton. Jumlah setara dengan 72% emisi CO2 daru PLTU dan
41% dari total emisi CO2 global dari bahan bakar fosil yang membuat kita perlu
mencermati dan lebih peduli dengan kegiatan penggunaan Batu Bara ini
. Pemakaian batubara merupakan akar permasalahan. Sebagai sumber
emisi CO2 terbesar, cara menangani batubara dalam beberapa tahun ke depan akan
menemukan apakah kita cukup merespon krisis iklim. Mendesaknya masalah ini
tidak bisa diremehkan. Sebagaimana mantan Wakil Presiden AS A Gore menyatakan
“Kita telah tiba pada tahapan dimana ini saatnya untuk suatu pemberontakan
sipil demi mencegah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap bertenaga
batubara yang baru”.
Sebuah PLTU
yang dibangun hari ini akan mengisi polusi CO2 semala paling tidak 40 tahun ke
depan. Dalam sektor tenaga listrik dua dekade ke depan akan menjadi saksi
perubahan teknologi pembangkit listrik terbesar yang pernah ada. Pembangkit
listrik tenaga uap yang ada harus ditutup.
Keputusan yang
dibuat oleh negara dan penyedia listrik akan cara perubahan energi ini akan
menentukan ketersediaan energi untuk generasi mendatang. Sebailiknya tidak
adanya perubahan akan mengakibatkan peningkatan emisi CO2 meningkat 60% pada
tahun 2030.
Dari hal-hal diatas maka perlu kita
tahu apa saja pencemaran udara yang dihasilkan oleh batubara, dampak dan cara-cara
penaggulangannya.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan. Kami
dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.
Apa pengertian pencemaran
lingkungan secara umum dan pencemaran udara secara khusus?
2.
Sebutkan
macam-macam pencemaran lingkungan?
3.
Apa
saja jenis-jenis pencemaran udara?
4.
Apa parameter pencemaran udara?
5.
Apa
bentuk dari pencemaran udara oleh batu bara
6.
Apa
dampak dari pencemaran oleh batu bara
7.
Apa saja yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan
& penanggulangan pencemaran udara oleh batu bara?
1.3.
Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Dengan demikian dalam penyusunan
makalah ini, kami memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa sebenarnya
pengertian pencemaran
lingkungan dan
pencemaran udara.
2. Untuk mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pencemaran
udara.
4. Untuk mengetahui apa yang menjadi parameter pencemaran udara
5. Untuk mengetahui
bentuk dari pencemaran udara oleh batu bara.
6. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan & penanggulangan
pencemaran udara khususnya pencemaran oleh batu bara.
Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Memahami apa sebenarnya
pengertian dari pencemaran
lingkungan dan pencemaran udara
2. Mampu mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
3. Memahami apa yang menjadi parameter pencemaran udara
4. Memahami bentuk
dari pencemaran udara oleh batu bara
5. Mengetahui apa saja yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan & penanggulangan
pencemaran udara khususnya pencemaran oleh batu bara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pencemaran
Lingkungan
Polusi atau pencemaran lingkungan
adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat
kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun).
Karena kegiatan manusia, pencermaran
lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari.
Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran,
dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya
agar tidak mencemari lingkngan.
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
Misalkan asap kendaraan yang banyak
ataupun asap rokok disekitar kita.
Suatu
zat dapat disebut polutan apabila :
1.
Jumlahnya melebihi jumlah
normal.
2.
Berada pada waktu yang tidak
tepat.
3.
Berada di tempat yang tidak
tepat.
Sifat
polutan adalah :
1.
Merusak untuk sementara, tetapi
bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2.
Merusak dalam waktu lama.
2.2. Pengertian Pencemaran Udara
Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun
1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik,
kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam
seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan
awan panas.
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407
tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran
udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.
Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam
udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam
jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkangangguan pada kehidupan
manusia, hewan, maupun tumbuhan
2.3. Macam-macam
Pencemaran Lingkungan
2.2.1. Berdasarkan Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut
macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjdi :
1.
Pencemaran
kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan raioaktif, pestisida,
detergen, minyak, pupuk anorganik.
2.
Pencemaran
Biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella
thyposa.
3.
Pencemara
fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4.
Pencemaran
Suara : kebisingan.
2.2.2. Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai
berikut:
1.
Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang
menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan
bermotor.
2.
Pencemaran
kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya
pencemaran Minamata, Jepang.
3.
Pencemaran
akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.
2.2.3. Berdasarkan Tempat Terjadinya
Proses pencemaran
dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu
bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga menggangu
kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis
baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia
bereaksi diudara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.Menurut
tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan
tanah namun disini akan dibahas secara khusus mengenai pencemaran udara.
Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2
hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
1.
CO2 (Karbon Dioksida)
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya
kadar CO2 di udara. Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang
menggunakan bahan bakar fosil seperti Batu Bara
2.
CO (Karbon Monoksida)
Di lingkungan rumah dapat
pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi
tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses
pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi
ruangan.
3.
CFC (Cloro Fluoro
Carbon)
Pencemaran udara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro
karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak
beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat
digunakan misalnya untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon),
pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray) dan juga parfum
Gas
CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer yang terdapat lapisan gas
ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya
ultraviolet.
4.
SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh
pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas
nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka
terjadilah hujan asam.
5.
Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap
rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan
batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai
gangguan kesehatan lainnya.
7. HC
Sumber HC antara lain
transportasi, sumber tidak bergerak, proses industry dan limbah padat. HC
merupakan sumber polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung.
8. Partikel
Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan
bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau
sempit sebagai bahan pencemar yang berbentuk padatan..
9.
Timbal
Logam
berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk
debu
2.2.4. Faktor Penyebab Pencemaran Udara
Pencemaran udara
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor alam
(internal), yang bersumber dari aktivitas alam
Contoh :
- abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung
berapi
- gas-gas vulkanik
- debu yang
beterbangan di udara akibat tiupan angin
2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas
manusia
Contoh :
- hasil pembakaran bahan-bahan fosil seperti batu bara dan dari
kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat
kimia organik dan anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- penggunaan dan pembakaran batu bara.
Dampak Positif Pencemaran Udara
Pencemaran udara selain memberikan dampak
negatif, juga dapat memberikan dampak positif antara lain, lahar dan
partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang meletus, bila sudah
dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang dikeluarkan
gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Gas
karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon
dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk
hidup.
2.4. Parameter Pencemaran Lingkungan
Untuk mengukur tingkat pencemaran
diasuatu tempat digunakan parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan
sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang
telah terjadi. Paarameter pencemaran meliputi parameter fisik, parameter kimia,
dan parameter biologi.
1. Parameter Fisik
Parameter fisik bias
berupa bau dari udara, misalkan adanya gejala berupa perubahan aroma dalam
ruangan yang tidak biasanya maka bau dari udara tersebut dapat dijadikan
sebagai parameter.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia
dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, CO, SO2 dan SO, CFC, O3 dan NO2 yang
dapat dilakukan pengetesan dengan ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)
3. Parameter Biologi
Di alam terdapat
hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan
terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang peka
akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Salah
satu contoh adalah lumut kerak.
2.5. Pencemaran Udara Oleh Batu Bara.
Pemakalan
batubara scbagai bahan bakar dapat menimbulkan polutan yang mencemari udara
berupa CO (karbon monoksida), NOx (oksida-oksida nitrogen), SOx (oksida-oksida
belerang), HC (senyawa-senyawa karbon), fly ash (partikel debu). Dan juga
partikel-partikel yang terhambur ke udara sebagai bahan pencemar udara
Partikel-partikel tersehut antara lain adalah: Karbon inilah bentuk abu atau
fly ash (C), Debu-debu silika (SiOa), Debu-debu alumia (Al 203) dan
Oksida-oksida besi (Fe 203 atau Fe 304) ,
berikut penjelasannya
1.
Karbon
Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari
proses bahan bakar yang tidak sempurna. Karbon monoksida ini bersifat tak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak
menyebabkan iritasi, beracun, dan berbahaya, proses pembentukannya terjadi saat
proses pembakaran batu bara yang menhasil gas ini dan terakumulasi keudara.
Secara sederhana, pembakaran karbon dalam minyak bakar
terjadi melalui beberapa tahap, 2C + O2 -> 2CO, dan 2CO + O2 -> 2CO2.
Reaksi pertama berlangsung
sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi itu, karbon monoksida merupakan
intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan dapat merupakan produk akhir
jika jumlah O, tidak cukup untuk melangsungkan reaksi kedua. Karbon monoksida
juga dapat merupakan produk akhir meskipun jumlah oksigen di dalam campuran
pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar dan udara tidak tercampur rata.
Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar dengan tempat yang kekurangan
oksigen. Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin
tinggi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan.
2.
NOx
(Karbon-oksida Nitrogen)
Kadar
NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan karena berbagai
macam kegiatan manusia akan menunjang pembentukan NOx, misalnya transportasi,
generator pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan lain-lain. Namun, pencemar
utama NOx berasal dari gas buangan hasil pembakaran bahan bakar Gas seperti
batu bara dari PLTU.
3.
Sox
Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx,
terdiri dari gas SO2dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat
berbeda. Gas SO2 berbau
sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif.
Gas SO3mudah bereaksi dengan
uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfas atau H2SO4.
Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang
mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi
lainnya. Konsentrasi gas SO2 di
udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala
konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung
sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif
masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun
udara tersedia dalam jumlah cukup, SO2 selalu
terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO2 yang terbentuk dipengaruhi oleh
kondisi reaksi, terutama suhu dan bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
4.
HC
(Hidrokarbon)
Hidrokarbon
terdiri dari elemen hidrogen dan karbon.
HC dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah
atom karbon pembentuk HC, maka molekul
HC cenderung berbentuk padatan. HC yang berupa gas akan tercampur dengan
gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa cair maka HC akan
membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan membentuk asap yang
pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu.
5.
Partikel Debu
Partikel
debu adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan bahan atau
bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit
sebagai bahan pencemar yang berbentuk padatan. Debu disini dapat dihasilkan
dari beberapa tahap dalam pengolahan batu bara , yaitu :
a. Ketika Proses Penambangan
Terbuka atau dipermukaan
b. Saat proses penyiapan,
pencucian dan penyimpanan
c. Pembongkaran batubara yang
menghasilkan debu
d. Pendistrubusian melalui jalan
darat seperti truk yang menghasilkan debu.
6.
Debu Silika
Tambang
terbuka dan tambang bawah tanah sama-sama memiliki resiko ini. Hanya
saja karena ruang yang terbatas serta sirkulasi
udara yang tidak selancar di
permukaan, pekerja tambang bawah tanah memiliki resiko lebih tinggi untuk
terpapar.
Tidak
semua debu berbahaya. Debu yang dapat mengancam kesehatan adalah yang
mengandung silika. Silika antara lain terkandung di batu granit, batu pasir,
sebagian batubara dan bijih logam.
Dalam
jangka lama, seorang yang terpapar debu silika dapat menderita silicosis.
Silicosis merupakan penyakit yang ditandai dengan napas pendek, demam, dan
cyanosis (kulit yang berwarna kebiruan).
Silicosis
terjadi karena partikel silika yang terhirup tidak dapat dikeluarkan lagi dari
paru-paru. Adanya benda asing membuat jaringan paru-paru membengkak. Silika dan
unsur ikutan lain juga menjadi senyawa racun yang kemudian merusak jaringan
paru-paru.
7. Debu Almunia dan Oksida
Besi
Partikel
ini terbentuk dari penggunaan batubara yang telah jadi pada pembangkit listrik yang menghasilkan materi
dan partikel-partikel debu.
2.6. Dampak Pencemaran Udara Oleh Batu Bara
1.
Banyaknya penyakit pernapasan
yang disebabkan oleh partikel-partikel yang dihasilkan dari penggunaan dan
pengolahan batubara, yaitu Silikosis oleh Debu-debu silica , Asbestosis,
Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
2.
Dapat menyebabkan terjadinya
kematian oleh zat-zat seperti NOx, SOx dan gas CO yang berbahaya jika berada
diluar batas kenormalan karena sifat mereka yang beracun.
3.
Dapat membuat lingkungan udara
disekitar daerah penuh dengan debu dan megganggu kenyamanan
4.
Terjadinya Global Warming yang
salah satunya diakibatkan karena kadar CO2 yang banyak dan merupakan pemicu
utama terjadinya efek rumah kaca dan berhubungan pula dengan pemanasan bumi.
2.7. Penanggulangan
Pencemaran Udara Oleh Batu Bara
1. Penggunaan Alat Curah Elektrostatik dan Filter
Kain
Pemakaian
batubara sebagai salah satu diversifikasi energi alternatif untuk sumber energi
pembangkit tenaga listrik, hendaknya diikuti pula dengan usaha menambah alat
penangkap (filter) polutan radioaktif yang keluar dari hasil pembakaran
batubara. Proyek “coal clean combustion” tidaklah hanya untuk mengurangi
pencemaran lingkungan berupa gas-gas yang menyebabkan timbulnya hujan asam dan
efek rumah kaca serta partikel-partikel pencemar udara saja, akan tetapi lebih
jauh lagi harus sudah mulai memikirkan masalah polutan radioaktif yang ke luar
dari hasil pembakaran batubara
Industri telah melakukan
penelitian dan pengembangan opsi teknologi untuk memenuhi masalah lingkungan
yang diakibatkan oleh batubara ini. Pembersihan batu bara dan Alat Curah
Elektrostatik dan Filter Kain adalah salah satu teknologi yang sudah ada untuk
mengurangi emisi partikel-partikel halus akibat pembakaran batubara.
Pembersihan batu bara, juga dikenal sebagai pengolahan batu bara, meningkatkan
nilai pemanasan dan mutu batu bara dengan menurunkan kadar belerang dan mineral
uraian teknik pengolahan. Kandungan abu batu bara dapat dikurangi sampai lebih
dari 50%, membantu mengurangi limbah dari pembakaran batubara. Ini terutama
berguna di negara-negara dimana batu bara diangkut dalam jarak yang jauh
sebelumdigunakan karena tindakan ini menghemat pengangkutan dengan membuang
sebagian besar material yang tidak terbakar. Pembersihan batu bara juga akan
meningkatkan efisiensi pembangkit listrik tenaga uap yang mengarah ke
pengurangan emisi karbon dioksida.
Partikel-partikel halus
sisa pembakaran batu bara dapat dikendalikan oleh alat curah elektrostatik (ESP
– electrostatic precipitators) dan filter kain. Alat curah elektrostatik dan
filter kain dapat menghilangkan 99,5% emisi partikel-partikel halus dan sangat
banyak digunakan di negara-negara berkembang dan negara-negara maju. Penggunaan
peralatan pengendali partikel halus memiliki dampak utama pada kinerja
lingkungan hidup dari pusat pembangkit listrik tenaga uap.
Pada pusat pembangkit
listrik Lethabo di Afrika Selatan, alat curah elektrostatik membuang 99,8% debu
terbang, sebagian dijual kepada industri semen. Bagi Eskom, operator pusat
pembangkit listrik tersebut, penggunaan ESP memiliki dampak besar terhadap
kinerja lingkungan hidup pembangkit listriknya. Antara tahun 1988 dan 2003, ESP
mengurangi emisi partikel halus sampai hampir 85% sementara listrik yang
dihasilkan mencapai lebih dari 56%.
2. Penggunaan
Clean Coal Technology
Clean coal technology (CCT –
teknologi batu bara bersih) merupakan kisaran dari opsi teknologi yang mampu
meningkatkan kinerja lingkungan batu bara. Teknologi tersebut mengurangi emisi,
mengurangi limbah dan meningkatkan jumlah energi yang diperoleh dari setiap ton
batu bara. Teknologi yang berbeda sesuai dengan berbagai jenis batu bara dan
menyelesaikan berbagai masalah lingkungan hidup.
3. Pembersihan
Batu bara
Emisi partikel-partikel halus, seperti abu, telah menjadi
salah satu efek sampingan yang lebih nyata dari pembakaran batu bara.
Partikel-partikel halus dapat mempengaruhi pandangan, menyebabkan masalah debu
dan mempengaruhi sistem pernafasan. Sudah ada teknologi untuk mengurangi dan
dalam beberapa hal hampir mengeliminasi emisi partikel-partikel kecil.
Pembersihan batu bara,
juga dikenal sebagai pengolahan batu bara, meningkatkan nilai pemanasan dan
mutu batu bara dengan menurunkan kadar belerang dan mineral. Kandungan abu batu
bara dapat dikurangi sampai lebih dari 50%, membantu mengurangi limbah dari
pembakaran batu bara. Ini terutama berguna di negara-negara dimana batu bara
diangkut dalam jarak yang jauh sebelum digunakan karena tindakan ini menghemat pengangkutan dengan
membuang sebagian besar material yang tidak terbakar. Pembersihan batu bara
juga akan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik tenaga uap yang mengarah ke
pengurangan emisi karbon dioksida.
4. Penggunaan Minyak Jarak sebagai bahan
bakar pengganti batu bara
Penggunaan
batubara sebagai bahan bakar untuk memasak pada skala rumah tangga dapat
dikurang dengan mengganti batubara dengan minyak jarak. Sejak dulu minyak jarak
digolongkan ke dalam clean energy atau green energy. Penelitian membuktikan
bahwa minyak jarak tidak mengandung buangan beracun sehingga-jangankan
dibandingkan dengan briket batu bara-dibanding minyak tanah pun masih jauh
lebih bersih. Selain itu, penelitian menunjukkan penggunaan minyak jarak dapat
menurunkan emisi karbon dioksida hingga lebih dari 50%. Oleh karena
itu,berdasarkan pertimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan, pengembangan dan
penggunaan minyak jarak untuk rumah tangga seharusnya lebih diutamakan.
0 komentar: