Semangat Sore,,
Lagi makan sore, , lauknya vegetable and fish. Bukan mau curhat, tapi postingan kali ini berhubungan dengan makan dan dimakan *yang suka biologi pasti bisa connect. Langsung aja deh disimak, sesuai dengan judul diatas, , mau ngelanjutin makan sore nih. . Mau????
Kalo cuma Artikel ga enak ya, Nih ada Tambahan Slide Presentasi, Download
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam ekosistem terjadi
hubungan saling ketergantungan antara komponen satu dengan yang lain. Saling
ketergantungan itu mencakup berbagai kebutuhan untuk bereproduksi, makanan,
energi, air, mineral dan udara. Adanya saling ketergantungan menyebabkan di
dalam ekosistem terjadi rantai makanan, jaring-jaring makanan, aliran energi
dan siklus biogeokimia
Semua yang ada di bumi ini baik mahluk hidup maupun benda
mati tersusun oleh materi. Materi ini tersusun atas unsure-unsur kimia antara
lain karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), dan Fosfor (P).
Unsur-unsur kimia tersebut atau yang umum disebut materi dimanfaatkan produsen
untuk membentuk bahan organik dengan bantuan matahari atau energi yang berasal
dari reaksi kimia. Bahan organik yang dihasilkan merupakan sumber energi bagi
organisme. Proses makan dan dimakan pada rantai makanan menngakibatkan aliran
materi dari mata rantai yang satu ke mata rantai yang lain. Walaupun mahluk
hidup dalam satu rantai makanan mati, aliran materi akan tetap berlangsung
terus. Karena mahluk yang mati tersebut diurai oleh dekomposer yang akhirnya
akan masuk lagi ke rantai makanan berikutnya.
Di alam, semua elemen-elemen kimiawi dapat masuk dan
keluar dari sistem untuk menjadi mata rantai siklus yang lebih luas dan
bersifat global. Namun demikian ada suatu kecenderungan sejumlah elemen beredar
secara terus menerus dalam ekosistem dan menciptakan suatu siklus internal.
Siklus ini dikenal sebagai siklus biogeokimia karena prosesnya menyangkut
perpindahan komponen bukan jasad (geo), ke komponen jasad (bio) dan
kebalikannya. Siklus biogeokimia pada akhirnya cenderung mempunyai mekanisme
umpan-balik yang dapat mengatur sendiri (self regulating) yang menjaga siklus
itu dalam keseimbangan.
B. Rumusan masalah
1. Apakah Yang dimaksud dengan aliran energi dan bentuknya?
2. Apakah
yang dimaksud dengan Rantai Makanan?
3. Bagaimana proses aliran energi dalam jaring-jaring
makanan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan Piramida Ekologi?
5. Bagaimana proses produktivitas di dalam ekosistem?
6. Apa yang dimaksud dengan daur biogeokimia dan bagaimana
bentuknya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian aliran energi dan bentuknya
2. Untuk Mengetahui pengertian dari Rantai Makanan
3. Untuk mengetahui letak proses aliran energi dalam
jaring-jaring makanan
4. Untuk Mengetahui Piramida Ekologi
5. Untuk mengetahui proses
produktivitas di dalam ekosistem
6. Untuk Mengetahui pengertian daur biogeokimia dan
bagaimana bentuknya
D. Manfaat Penulisan
1. Agar Pembaca dapat mengetahui pengertian aliran energi
dan bentuknya
2. Agar Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Rantai
Makanan
3. Agar Pembaca dapat mengetahui letak proses aliran energi
dalam jaring-jaring makanan
4. Agar Pembaca dapat mengetahui Piramida Ekologi
5. Agar Pembaca dapat mengetahui proses produktivitas di dalam ekosistem
6. Agar Pembaca dapat mengetahui pengertian daur biogeokimia dan bagaimana
bentuknya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Aliran Energi
Interaksi antara organisme dengan
lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah
jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran
energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di makan.
Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok
organisme lainnya.
Dalam
proses makan dan dimakan terjadi proses perpindahan ataupun alirn energi. Pada
awalnya energi matahari mengalir ke tumbuhan hijau dan digunakan untuk pross
fotosintesis. Hasil fotosintesis disimpan sebagai cadangan makanan, dan dimakan
oleh konsumen. Energi akan berpindah dari konsumen yang satu dengan yang
lainnya, jika konsumen puncak mati maka akan diuraikan oleh bakteri dan jamur
menjadi unsur-unsur mineral yang diserap oleh tumbuhan tersebut kembali. Pada
proses perpindahan energi dari satu trofik ketingkat trofik lainnya selalu ada
energi yang hilang
Sehingga
dapat dikatakan bahwa aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan
bentuk energi satu ke bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu
ke produsen, konsumen, sampai ke pengurai di dalam tanah. Organisme memerlukan
energi untuk mendukung kelangsungan hidupnya, antara lain untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, bergerak, dan metabolisme yang ada
dalam tubuh.
Berikut diagram arus energi dan daur zat hara (materi) dalam ekosistem
Cahaya matahari à Komponen
biotik à Energi panas
Komponen
Abiotik
Pada setiap
tingkat trofik, energi yang dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk panas dapat
mencapai 90%. Jadi, hanya 10% dari energi itu yang digunakan untuk kegiatan
hidupnya. Karena itu, semakin jauh energi itu dari sumbernya akan semakin kecil
alirannya. Hal ini disebabkan karena adanya energi yang beralih dalam bentuk
panas tubuh seperti diuraikan tadi. Di dalam ekosistem terjadi pemborosan
energi. juga tampak bahwa energi itu mengalir dari luar (matahari) ke dalam
ekosistem dalam satu alur. Energi tidak daapat berdaur ulang dan tidak dapat
kembali lagi ke matahari.
Salah satu
sifat yang penting adalah energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain.
Perubahan bentuk energi itu dikenal sebagai transfofmasi energi. Makhluk hidup
mampu melakukan transformasi energi. Misalnya, dari energi gula diubah menjadi
lemak dan protein, yang kemudian disimpan di dalam jaringan tubuh, atau diubah
menjadi energi gerak.
B.
Rantai Makanan
Rantai
makanan adalah perpindahan materi dan energi dari suatu mahluk hidup ke mahluk
hidup lain dalam proses makan dan dimakan dengan satu arah. Tiap tingkatan dari
rantai makanan disebut taraf trofik/tingkat trofik. Pada setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi
potensial hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai makanan
terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain, semakin pendek rantai makanan
semakin besar pula energi yang tersedia.
Rantai makanan dimulai dari organisme autotrof dengan
mengubah energi cahaya dari matahari menjadi energi kimia. Energi kimia ini
akan diteruskan pada konsumen tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau
sekunder, dan seterusnya sampai kelompok organisme pengurai atau dekomposer. Rantai
makanan sendiri memiliki menurut para ilmuan dibagi menjadi tiga rantai pokok,
yaitu :
- Rantai Pemangsa (Rantai Makanan Tipe Perumput)
Landasan utama dari
Rantai Pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai
dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan
karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan
pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
Contohnya
: Padi à Tikus à Ular Sawah àElang
Padi sebagai produsen ( trofik I ), tikus sebagai
konsumen I ( trofik II ) dan ular sawah sebagai konsumen II ( trofik III ).
- Rantai Parasit (Rantai Makanan Tipe Parasit)
Rantai parasit
dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit.
Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
Contohnya
: Tanaman Mangga à Benalu à Ulat à Burung Pemakan Ulat.
- Rantai Saprofit (Rantai Makanan Tipe Detritus)
Rantai saprofit
dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri.
Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan
lainnya sehingga membentuk jaring-jaring makanan.
Contohnya
: Hancuran Daun ( seresah ) à Cacing Tanah à Ayam
à Musang.
Ilustrasi singkat dari rantai makanan dapat disimak dari
gambar :
Berdasarkan rantai makanan tersebut padi berperan sebagai
produsen, tikus berperan sebagai konsumen I, ular berperan sebagai konsumen
II, dan elang berperan sebagai konsumen
III. Dari rantai makanan tersebut dapat kita gambarkan peristiwa yang akan
terjadi jika salah satu komponen dalam rantai makanan tersebut tidak ada atau
hilang. Misalkan pada rantai makanan di atas konsumen I (tikus) tidak ada atau
hilang, maka konsumen II (ular) akan terganggu keseimbangannya karena tidak
mendapatkan makanan. Sebaliknya produsen (padi) akan melimpah karena tidak ada
yang memakannya. Siklus dalam rantai makanan dapat berjalan seimbang apabila
semua komponen tersedia. Apabila salah satu komponen, misalnya konsumen I tidak
ada, maka akan terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan dalam rantai
makanan tersebut. Agar rantai makanan dapat berjalan terus menerut maka jumlah
produsen harus lebih banyak daripada konsumen I. Jumlah konsumen I harus lebih
banyak daripada jumlah konsumen II dan seterusnya. Kumpulan dari beberapa
rantai makanan akan membentuk jaring-jaring makanan.
C. Jaring-Jaring Makanan
Dalam suatu ekosistem umumnya tidak hanya
terdiri dari satu rantai makanan, akan tetapi banyak rantai makanan. Tumbuhan
hijau tidak hanya dimakan oleh satu organisme saja, tetapi dapat dimakan oleh
berbagai konsumen primer. Misalnya: bunga sepatu daunnya dimakan ulat, ulat
juga makan daun sawi. Daun sawi juga dimakan belalang, belalang dimakan katak
dan burung pipit, burung pipit juga makan ulat, burung pipit dimakan burung
elang. Daun sawi juga dimakan oleh tikus, tikus dimakan oleh burung elang.
Akibatnya dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja
tetapi banyak bentuk rantai makanan. Rantai-rantai makanan yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain disebut jaring-jaring makanan.
D. Piramida Ekologi
Piramida
ekologi adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan
kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap
trofik. Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan
dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau
piramid. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan
antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen
sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder,
tersier sampai konsumen puncak.
Piramida
ekologi sendiri terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya :
- Piramida Energi
Pada
piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme pada
setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai
organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi
tingkat trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan
pada proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses
respirasi juga makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke
organisme yang taraf trofiknya lebih tinggi.
Sedangkan
untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit, sehingga
energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi
dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.
- Piramida Biomassa
Piramida
biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi
pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap
tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat
trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan
mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak
efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya
di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan
konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru
dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa
memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya
individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
- Piramida
Jumlah
Yaitu
suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik
dalam suatu ekosistem.
Piramida
jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai
tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain
yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier.
Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan
(konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder
lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier
lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
E. Produktivitas dalam Ekosistem
Tumbuhan
berklorofil mampu menangkap energi cahaya dan mengolah serta menyimpan energi
tersebut menjadi energi kimia, yitu berupa bahan organik. Jumlah total energi
kimia berupa bahan organik yang dibentuk oleh tumuh-tumbuhan per satuan luas
waktu disebut produksi primer. Kecepatan penyimpanan energi kimiaoleh produsen
dalam bentuk senyawa organik sebagai bahan makanan disebut produksi primer
bersih (PBB). Produksi bersih inilah yang berguna untuk manusia dan binatang
(organisme) heterotrof. Organisme heterotrof dapat mensintesis kembali energi
yang diperolehnya dan disimpan dalam jaringan yang disebut produksi sekunder.
F. Daur Biogeokimia dalam Ekosistem
Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik
adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak
hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia.
Daur biogeokimia terjadi sejak munculnya
makhluk hidup pertama kali di bumi. Daur biogeokimia mendukung proses
berlangsungnya kehidupan. Makhluk hidup dapat memperoleh zat dari
lingkungannya, melakukan pertukaran zat, serta membuang zat-zat yang tidak
berguna ke lingkungannya. Jika daur ini terhenti, proses kehidupan juga
berhenti. Jadi, kelancaran daur biogeokimia penting bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup.
Daur Biogeokimia sendiri berfungsi sebagai
siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai
oleh semua yang ada di Bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik,
sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Dengan adanya daur
biogeokimia, unsur-unsur kimia yang penting bagi keberlangsungan hidup makhluk
hidup tetap ada di Bumi untuk terus dimanfaatkan oleh makhluk hidup dalam suatu
siklus. Jika daur ini terhenti, maka proses kehidupan juga berhenti, karena itu
kelancaran daur biogeokimia sangat penting bagi keberlangsungan hidup makhluk
hidup di Bumi. Daur ini dibedakan menjadi beberapa macam
- Daur Nitrogen
Unsur N yang terdapat dalam tanah sangat
sedikit, tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonium, ion
nitrat (NO-2). Sumber nitrogen yang lain yaitu nitrogen
yang difiksasi oleh bakteri nitrogen. Contoh : Rhizobium, Azetobacter, dan
Clostridium pasteurianium. Beberapa jenis bakteri dalam tanah melakukan
kegiatan yang secara tidak langsung mempengaruhi tersedianya nitrogen dalam
tanah yaitu Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter yang membantu dalam
proses nitrfikasi. Di dalam tanah bakteri anaerob mampu mengubah senyawa nitrat
menjadi amoniak atau NH-3. Peristiwa ini disebut
denitrifikasi. Contohnya Thiobacillus denitrificans dan Pseudomonas
denitrificans
- Daur Karbon
dan Oksigen
Oksigen
bnyak ditemukan dalam keadaan bebas di atmosfer da terlarut di dalam air.
Oksigen merupakan hasil fotosintesis dan dipakai untuk respirasi. Proses
respirasi akan melepaskan karbon dioksida ke atmosfer. Karbon dioksida tersebut
oleh tumbuhan hijau digunakan untuk membentuk senyawa organik melalui proses
fotosintesis
- Daur Sulfur
(Belerang)
Sulfur
(belerang) banyak terdapat di dalam kerak bumi dan dapat diambil tumbuhan dalam
bentuk sulfat. Sulfur di atmosfer berupa gas SO2 atau oksida sulfur
yang terbentuk dari sisa pembakaran bahan bakar fosil (BBM) dan lelehan dari
belerang dari tambang belerang
Ketika
gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air,
akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk
ion-ion sulfat. Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk
menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan,
maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau
manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri
dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida yang
akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen
sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur
dioksida , dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat
dan senyawa sulfur dioksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.
- Daur Fosfor
Garam mineral fosfor berasal dari kerak bumi
larut mengikuti siklus air yang akhirnya sampai di laut. Oleh karena erosi,
unsur fosfor yang berda dalam bentuk fosfat akan berubah menjadi fosfat organik
yang dapat diserap oleh tumbuhan
Daur
Fosfor adalah proses perubahan fosfat dari fosfat anorganik menjadi fosfat
organik dan kembali menjadi fosfat anorganik secara kesinambungan dan tanpa
jeda. Fosfor adalah komponen penting pada membran sel, asam nukleat dan tranfer
energi pada respirasi sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam
pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Di alam, fosfor terdapat dalam dua
bentuk, yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Fosfat
organik adalah sebutan untuk senyawa fosfat yang terkandung dalam binatang dan
tumbuhan. Sedangkan fosfat anorganik adalah senyawa fosfat yeng terdapat pada
tanah, batuan dan air.
Siklus
fosfor atau daur fosfat diawali dengan pembentukan fosfat anorganik oleh alam.
Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-) dan banyak terdapat
pada batu-batuan. Batu-batuan yang kaya dengan fosfat yang mengalami erosi dan
pelapukan terkikis dan hanyut oleh air membentuk larutan fosfat. Larutan fosfat
kemudia diserap oleh tumbuhan dan makhluk hidup autotrof seperti protista
fotosintesis dan Cyanobacteri. Manusia dan hewan memperoleh fosfat dari
tumbuhan yang dimakannya. Jika kandungan fosfta dalam tubuh makhluk hidup
berlebihan maka fosfat akan dikeluarkan kembali kealam dalam bentuk urine
ataupun feces yang kemudian diuraikan oleh bakteri pengurai kembali menjadi
fosfat anorganik. Selain dari sisa-sisa metabolisme tubuh, fosfat juga di
peroleh dari dekomposisi makhluk hidup yang telah mati oleh bakteri pengurai.
- Daur Air
(Hidrologi)
Daur
Hidrologi adalah siklus perputaran air dibumi. Air merupakan senyawa yang
sangat dibutuhkan oleh berbagai jenis kehidupan. Tanpa air kita tidak bisa
hidup. Air dapat di jumpai di berbagi tempat di
permukaan bumi dalam berbagai bentuk. Ada yang berupa cairan dan ada
juga yang berbentuk uap air. Air juga ditemukan diberbagai tempat, dilaut
ataupun di darat, dikedalaman bumi atau pun di atsmosfer. Di pegunungan ataupun
di lembah dan juga dalam tubuh makhluk hidup. Perpindahan air dari dari darat à ke udara à ke makhluk hidup àlalu kembali ke bumi lagi itulah yang disebut siklus air.
BAB III
PENUTUP
Mengakhiri Makalah ini, penyusun tidak lupa
mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala Rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tetapi bila ada
terdapat kesalahan dalam penuturan kata-kata agar sekiranya dapat dimaklumi,
karena bagaimanapun penulis masih dalam tahap belajar, sehingga masih perlu
penambahan disana-sini.
Dalam bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa
kesimpulan dari penulisan Makalah ini yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita
semua
A. Kesimpulan
1.
Aliran energi
adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses
aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan di
makan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan
kelompok organisme lainnya.
2.
Aliran energi di
ekosistem dpat dalam bentuk rantai makanan, ajring-jaring makanan dan piramida
ekologi yang didalamnya terjadi proses pertukaran energi dari satu organisme ke
organisme lainnya
3.
Siklus biogeokimia
atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir
dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur
biogekimia terbagi atas daur sulfur, daur air, daur nitrogen, daur oksigen dan
karbondioksida dan daur fosfor.
g
DAFTAR
PUSTAKA
Berybunut, 2012. Biogeokimia, http://berybunut.wordpress.com,
Diakses 24 Februari 2013
Emanuel, A.P.,1997. Biologi, PT Galaxy Puspa
Mega, Jakarta
Meylanihusain,
2012. Energi dalam Ekosistem, http://meylanihusain2027.wordpress.com,
diakses 24 Februari 2013
Masteropx,2012. Aliran Energi dalam Ekosistem, , http://masteropik.blogspot.com,
diakses 24 Februari 2013
Lestari,
lis, 2012. Daur Air dan Daur Fosfat, http://www.kamusq.com,
diakses 24 Februari 2013
Sasongko,
Agung, 2001.BIOLOGI, PT. Pabelan, Surakarta
Soerya,
2012. Jaring-Jaring Makanan, http://soerya.surabaya.go.id,
diakses 24 Februari 2013
Soerya,
2012. Piramida Ekologi, http://soerya.surabaya.go.id,
diakses 24 Februari 2013
Zakapedia,
2012. Arus Energi dalam Rantai Makanan, http://www.zakapedia.com/. Diakses 24
Februari 2013
Antalya
BalasHapusTrabzon
Niğde
Maraş
Antep
E127