Senin, Maret 18, 2013

Pencemaran Udara


Welcome Sunday. . 

Salam Semangat, ,

Lagi Semangat Posting nih. . kali ne posting about Pencemaran di Udara yang semakin mengkhawatirkan, langsung aja deh dibaca :)

Bagi yang ingin powerponit, Silahkan Download


BAB I

PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang

           Seluruh mahluk hidup, hidup dan beraktivitas di bumi dengan berbagai komponennya, baik itu         
komponen biotik maupun komponen abiotik. Baik atau tidaknya suatu kehidupan tergantung pula 
pada    lingkungan tempat mereka tinggal sehingga lingkugan yang baik dan sehat akan menghasilkan 
kehidupan yang   sehat dan sebaliknya, oleh karena itu kita harus mengetahui apa saja unsur-unsur 
lingkungan disekitar kita.

Banyak hal-hal yang dapat mencemari udara, salah satunya adalah Batu Bara Pembakaran batubara menyumbang pada perubahan iklim lebih dari bahan bakar fosil lainnya. Pembangkit listrik tenaga uap berbasis batubara melepas CO2 yang sangat besar ke atmosfir tiap tahunnya, atau tepatnya 11 milyar ton. Jumlah setara dengan 72% emisi CO2 daru PLTU dan 41% dari total emisi CO2 global dari bahan bakar fosil yang membuat kita perlu mencermati dan lebih peduli dengan kegiatan penggunaan Batu Bara ini

. Pemakaian batubara merupakan akar permasalahan. Sebagai sumber emisi CO2 terbesar, cara menangani batubara dalam beberapa tahun ke depan akan menemukan apakah kita cukup merespon krisis iklim. Mendesaknya masalah ini tidak bisa diremehkan. Sebagaimana mantan Wakil Presiden AS A Gore menyatakan “Kita telah tiba pada tahapan dimana ini saatnya untuk suatu pemberontakan sipil demi mencegah pembangunan pembangkit listrik tenaga uap bertenaga batubara yang baru”.

Sebuah PLTU yang dibangun hari ini akan mengisi polusi CO2 semala paling tidak 40 tahun ke depan. Dalam sektor tenaga listrik dua dekade ke depan akan menjadi saksi perubahan teknologi pembangkit listrik terbesar yang pernah ada. Pembangkit listrik tenaga uap yang ada harus ditutup.

Keputusan yang dibuat oleh negara dan penyedia listrik akan cara perubahan energi ini akan menentukan ketersediaan energi untuk generasi mendatang. Sebailiknya tidak adanya perubahan akan mengakibatkan peningkatan emisi CO2 meningkat 60% pada tahun 2030.

            Dari hal-hal diatas maka perlu kita tahu apa saja pencemaran udara yang dihasilkan oleh batubara, dampak dan cara-cara penaggulangannya.


1.2.      Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan. Kami dapat merumuskan permasalahan   
sebagai berikut :

1.      Apa pengertian pencemaran lingkungan secara umum dan pencemaran udara secara khusus?
2.      Sebutkan macam-macam pencemaran lingkungan?
3.      Apa saja jenis-jenis pencemaran udara?
4.      Apa parameter pencemaran udara?
5.      Apa bentuk dari pencemaran udara oleh batu bara
6.      Apa dampak dari pencemaran oleh batu bara
7.      Apa saja yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan & penanggulangan pencemaran udara oleh batu bara?

1.3.      Tujuan dan Manfaat Pembahasan

Dengan demikian dalam penyusunan makalah ini, kami memiliki tujuan sebagai berikut          :
1.      Untuk mengetahui apa sebenarnya pengertian pencemaran lingkungan dan pencemaran udara.
2.      Untuk mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis pencemaran udara.
4.      Untuk mengetahui apa yang menjadi parameter pencemaran udara
5.      Untuk mengetahui bentuk dari pencemaran udara oleh batu bara.
6.      Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan & penanggulangan pencemaran udara khususnya pencemaran oleh batu bara.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah     :
1.      Memahami apa sebenarnya pengertian dari pencemaran lingkungan dan pencemaran udara
2.      Mampu mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
3.      Memahami apa yang menjadi parameter pencemaran udara
4.      Memahami bentuk dari pencemaran udara oleh batu bara
5.      Mengetahui apa saja yang dapat dilakukan sebagai usaha pencegahan & penanggulangan pencemaran udara khususnya pencemaran oleh batu bara.         


  
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.            Pengertian Pencemaran Lingkungan

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun).
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkngan.

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Misalkan asap  kendaraan yang banyak ataupun asap rokok disekitar kita.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila :
1.      Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2.      Berada pada waktu yang tidak tepat.
3.      Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan adalah :
1.      Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi.
2.      Merusak dalam waktu lama.

2.2.   Pengertian Pencemaran Udara

Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran yang berasal dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas.

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian Dampak Pencemaran Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan atau mempengaruhi kesehatan manusia.

Selain itu, pencemaran udara dapat pula diartikan  adanya bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi udara dari susunan atau keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing tersebut di dalam udara dalam jumlah dan jangka waktu tertentu akan dapat menimbulkangangguan pada kehidupan manusia, hewan, maupun tumbuhan

2.3.      Macam-macam Pencemaran Lingkungan

            2.2.1.   Berdasarkan Berdasarkan Macam Bahan Pencemar
Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjdi :
1.      Pencemaran kimiawi : CO2 logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
2.      Pencemaran Biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli, Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
3.      Pencemara fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
4.      Pencemaran Suara : kebisingan.

            2.2.2.   Berdasarkan Tingkat Pencemaran
Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai berikut:
1.       Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang menimbulkan gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan bermotor.
2.      Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit kronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
3.      Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.

            2.2.3.   Berdasarkan Tempat Terjadinya
Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu bahan pencemar tersebut langsung berdampak meracuni sehingga menggangu kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran.Menurut tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran udara, air, dan tanah namun disini akan dibahas secara khusus mengenai pencemaran udara.

Pencemaran Udara

Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.

1.      CO2 (Karbon Dioksida)
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida  berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil seperti Batu Bara
2.      CO (Karbon Monoksida)
 Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan.
3.      CFC (Cloro Fluoro Carbon)
Pencemaran udara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada almari es, dan penyemprot rambut (hair spray) dan juga parfum
Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer yang terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet.
4.      SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.
5.      Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker paru-paru, mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
7.      HC
Sumber  HC antara lain transportasi, sumber tidak bergerak, proses industry dan limbah padat. HC merupakan sumber polutan primer karena dilepaskan ke udara secara langsung.
8.             Partikel
Partikel adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar yang berbentuk padatan..
9.            Timbal
            Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu    

2.2.4. Faktor Penyebab Pencemaran Udara

Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Faktor alam (internal), yang bersumber dari aktivitas alam  
Contoh :
 - abu yang dikeluarkan akibat letusan gunung berapi
- gas-gas vulkanik
- debu yang beterbangan di udara akibat tiupan angin
- bau yang tidak enak akibat proses pembusukan sampah organic



2. Faktor manusia (eksternal), yang bersumber dari hasil aktivitas manusia
Contoh : 
- hasil pembakaran bahan-bahan fosil seperti batu bara dan dari kendaraan bermotor
- bahan-bahan buangan dari kegiatan pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik
- pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
- pembakaran sampah rumah tangga
- penggunaan dan pembakaran batu bara.



Dampak Positif Pencemaran Udara
Pencemaran udara selain memberikan dampak negatif, juga dapat memberikan dampak positif antara lain, lahar dan partikulat-partikulat yang disemburkan gunung berapi yang meletus, bila sudah dingin menyebabkan tanah menjadi subur, pasir dan batuan yang dikeluarkan gunung berapi yang meletus dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Gas karbon monoksida bila bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan gas karbon dioksida bisa dimanfaatkan bagi tumbuh-tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat yang sangat berguna bagi makhluk hidup.

2.4.      Parameter Pencemaran Lingkungan
Untuk mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat digunakan parameter pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Paarameter pencemaran meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi.
1.        Parameter Fisik
Parameter fisik bias berupa bau dari udara, misalkan adanya gejala berupa perubahan aroma dalam ruangan yang tidak biasanya maka bau dari udara tersebut dapat dijadikan sebagai parameter.
2.         Parameter Kimia
Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, CO, SO2 dan SO, CFC, O3 dan NO2 yang dapat dilakukan pengetesan dengan ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)
3.         Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Salah satu contoh adalah lumut kerak.

2.5.      Pencemaran Udara Oleh Batu Bara.
Pemakalan batubara scbagai bahan bakar dapat menimbulkan polutan yang mencemari udara berupa CO (karbon monoksida), NOx (oksida-oksida nitrogen), SOx (oksida-oksida belerang), HC (senyawa-senyawa karbon), fly ash (partikel debu). Dan juga partikel-partikel yang terhambur ke udara sebagai bahan pencemar udara Partikel-partikel tersehut antara lain adalah: Karbon inilah bentuk abu atau fly ash (C), Debu-debu silika (SiOa), Debu-debu alumia (Al 203) dan Oksida-oksida besi (Fe 203 atau Fe 304) , berikut penjelasannya
  
1.      Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari proses bahan bakar yang tidak sempurna. Karbon monoksida ini bersifat tak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun, dan berbahaya, proses pembentukannya terjadi saat proses pembakaran batu bara yang menhasil gas ini dan terakumulasi keudara.

Secara sederhana, pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa tahap, 2C + O2 -> 2CO, dan 2CO + O2 -> 2CO2. Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi itu, karbon monoksida merupakan intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan dapat merupakan produk akhir jika jumlah O, tidak cukup untuk melangsungkan reaksi kedua. Karbon monoksida juga dapat merupakan produk akhir meskipun jumlah oksigen di dalam campuran pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar dan udara tidak tercampur rata. Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar dengan tempat yang kekurangan oksigen. Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan.
2.      NOx (Karbon-oksida Nitrogen)
Kadar NOx di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi  dibandingkan di pedesaan karena berbagai macam kegiatan manusia akan menunjang pembentukan NOx, misalnya transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah, dan lain-lain. Namun, pencemar utama NOx berasal dari gas buangan hasil pembakaran bahan bakar Gas seperti batu bara dari PLTU.
3.      Sox
      Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx, terdiri dari gas SO2dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau sangat tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif.
      Gas SO3mudah bereaksi dengan uap air yang ada di udara untuk membentuk asam sulfas atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses pengkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO2 di udara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala konsentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm.
      Pembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang tersedia. Meskipun udara tersedia dalam jumlah cukup, SO2 selalu terbentuk dalam jumlah terbesar. Jumlah SO2 yang terbentuk dipengaruhi oleh kondisi reaksi, terutama suhu dan bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
4.      HC (Hidrokarbon)
Hidrokarbon terdiri dari elemen hidrogen dan karbon.  HC dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah atom karbon pembentuk  HC, maka molekul HC cenderung berbentuk padatan. HC yang berupa gas akan tercampur dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu.
5.      Partikel Debu
Partikel debu adalah pencemar udara yang dapat berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar yang berbentuk padatan. Debu disini dapat dihasilkan dari beberapa tahap dalam pengolahan batu bara , yaitu :
a.  Ketika Proses Penambangan Terbuka atau dipermukaan
b.  Saat proses penyiapan, pencucian dan penyimpanan
c.   Pembongkaran batubara yang menghasilkan debu
d.   Pendistrubusian melalui jalan darat seperti truk yang menghasilkan debu.
6.      Debu Silika
Tambang terbuka dan tambang bawah tanah sama-sama memiliki resiko ini. Hanya saja karena ruang yang terbatas serta sirkulasi udara yang tidak selancar di permukaan, pekerja tambang bawah tanah memiliki resiko lebih tinggi untuk terpapar.
Tidak semua debu berbahaya. Debu yang dapat mengancam kesehatan adalah yang mengandung silika. Silika antara lain terkandung di batu granit, batu pasir, sebagian batubara dan bijih logam.
Dalam jangka lama, seorang yang terpapar debu silika dapat menderita silicosis. Silicosis merupakan penyakit yang ditandai dengan napas pendek, demam, dan cyanosis (kulit yang berwarna kebiruan).
Silicosis terjadi karena partikel silika yang terhirup tidak dapat dikeluarkan lagi dari paru-paru. Adanya benda asing membuat jaringan paru-paru membengkak. Silika dan unsur ikutan lain juga menjadi senyawa racun yang kemudian merusak jaringan paru-paru.
7.    Debu Almunia dan Oksida Besi
 Partikel ini terbentuk dari penggunaan batubara yang telah jadi pada  pembangkit listrik yang menghasilkan materi dan partikel-partikel debu.
2.6.      Dampak Pencemaran Udara Oleh Batu Bara
1.         Banyaknya penyakit pernapasan yang disebabkan oleh partikel-partikel yang dihasilkan dari penggunaan dan pengolahan batubara, yaitu Silikosis oleh Debu-debu silica , Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
2.         Dapat menyebabkan terjadinya kematian oleh zat-zat seperti NOx, SOx dan gas CO yang berbahaya jika berada diluar batas kenormalan karena sifat mereka yang beracun.
3.         Dapat membuat lingkungan udara disekitar daerah penuh dengan debu dan megganggu kenyamanan
4.         Terjadinya Global Warming yang salah satunya diakibatkan karena kadar CO2 yang banyak dan merupakan pemicu utama terjadinya efek rumah kaca dan berhubungan pula dengan pemanasan bumi.


5.         Dapat menyebabkan hujan asam dari proses reaksi antaran Sox dengan udara.



2.7. Penanggulangan Pencemaran Udara Oleh Batu Bara

1. Penggunaan Alat Curah Elektrostatik dan Filter Kain

Pemakaian batubara sebagai salah satu diversifikasi energi alternatif untuk sumber energi pembangkit tenaga listrik, hendaknya diikuti pula dengan usaha menambah alat penangkap (filter) polutan radioaktif yang keluar dari hasil pembakaran batubara. Proyek “coal clean combustion” tidaklah hanya untuk mengurangi pencemaran lingkungan berupa gas-gas yang menyebabkan timbulnya hujan asam dan efek rumah kaca serta partikel-partikel pencemar udara saja, akan tetapi lebih jauh lagi harus sudah mulai memikirkan masalah polutan radioaktif yang ke luar dari hasil pembakaran batubara
Industri telah melakukan penelitian dan pengembangan opsi teknologi untuk memenuhi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh batubara ini. Pembersihan batu bara dan Alat Curah Elektrostatik dan Filter Kain adalah salah satu teknologi yang sudah ada untuk mengurangi emisi partikel-partikel halus akibat pembakaran batubara. Pembersihan batu bara, juga dikenal sebagai pengolahan batu bara, meningkatkan nilai pemanasan dan mutu batu bara dengan menurunkan kadar belerang dan mineral uraian teknik pengolahan. Kandungan abu batu bara dapat dikurangi sampai lebih dari 50%, membantu mengurangi limbah dari pembakaran batubara. Ini terutama berguna di negara-negara dimana batu bara diangkut dalam jarak yang jauh sebelumdigunakan karena tindakan ini menghemat pengangkutan dengan membuang sebagian besar material yang tidak terbakar. Pembersihan batu bara juga akan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik tenaga uap yang mengarah ke pengurangan emisi karbon dioksida.

Partikel-partikel halus sisa pembakaran batu bara dapat dikendalikan oleh alat curah elektrostatik (ESP – electrostatic precipitators) dan filter kain. Alat curah elektrostatik dan filter kain dapat menghilangkan 99,5% emisi partikel-partikel halus dan sangat banyak digunakan di negara-negara berkembang dan negara-negara maju. Penggunaan peralatan pengendali partikel halus memiliki dampak utama pada kinerja lingkungan hidup dari pusat pembangkit listrik tenaga uap.

Pada pusat pembangkit listrik Lethabo di Afrika Selatan, alat curah elektrostatik membuang 99,8% debu terbang, sebagian dijual kepada industri semen. Bagi Eskom, operator pusat pembangkit listrik tersebut, penggunaan ESP memiliki dampak besar terhadap kinerja lingkungan hidup pembangkit listriknya. Antara tahun 1988 dan 2003, ESP mengurangi emisi partikel halus sampai hampir 85% sementara listrik yang dihasilkan mencapai lebih dari 56%.

2. Penggunaan Clean Coal Technology

                  Clean coal technology (CCT – teknologi batu bara bersih) merupakan kisaran dari opsi teknologi yang mampu meningkatkan kinerja lingkungan batu bara. Teknologi tersebut mengurangi emisi, mengurangi limbah dan meningkatkan jumlah energi yang diperoleh dari setiap ton batu bara. Teknologi yang berbeda sesuai dengan berbagai jenis batu bara dan menyelesaikan berbagai masalah lingkungan hidup.

3. Pembersihan Batu bara

Emisi partikel-partikel halus, seperti abu, telah menjadi salah satu efek sampingan yang lebih nyata dari pembakaran batu bara. Partikel-partikel halus dapat mempengaruhi pandangan, menyebabkan masalah debu dan mempengaruhi sistem pernafasan. Sudah ada teknologi untuk mengurangi dan dalam beberapa hal hampir mengeliminasi emisi partikel-partikel kecil.

Pembersihan batu bara, juga dikenal sebagai pengolahan batu bara, meningkatkan nilai pemanasan dan mutu batu bara dengan menurunkan kadar belerang dan mineral. Kandungan abu batu bara dapat dikurangi sampai lebih dari 50%, membantu mengurangi limbah dari pembakaran batu bara. Ini terutama berguna di negara-negara dimana batu bara diangkut dalam jarak yang jauh sebelum digunakan karena tindakan ini menghemat pengangkutan dengan membuang sebagian besar material yang tidak terbakar. Pembersihan batu bara juga akan meningkatkan efisiensi pembangkit listrik tenaga uap yang mengarah ke pengurangan emisi karbon dioksida.

      4. Penggunaan Minyak Jarak sebagai bahan bakar pengganti batu bara

Penggunaan batubara sebagai bahan bakar untuk memasak pada skala rumah tangga dapat dikurang dengan mengganti batubara dengan minyak jarak. Sejak dulu minyak jarak digolongkan ke dalam clean energy atau green energy. Penelitian membuktikan bahwa minyak jarak tidak mengandung buangan beracun sehingga-jangankan dibandingkan dengan briket batu bara-dibanding minyak tanah pun masih jauh lebih bersih. Selain itu, penelitian menunjukkan penggunaan minyak jarak dapat menurunkan emisi karbon dioksida hingga lebih dari 50%. Oleh karena itu,berdasarkan pertimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan, pengembangan dan penggunaan minyak jarak untuk rumah tangga seharusnya lebih diutamakan.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar