Haloo. .
Salam Semangat
Kali ini ingin posting makalah tentang salah satu hormon tumbuhan, Asam Absisat, langsung aja deh di baca
Maybe ada yang butuh Slide buat Presentasi?. . Slihakan Download
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan
dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon
tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah "hormon" sendiri
menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan sebagaimana pada hewan, hormon
juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli
berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan
(hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat
diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan
penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka
lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth
regulator).
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sangat dipengaruhi
oleh faktor dalam dan faktor luar tumbuhan. Faktor dalam adalah semua faktor
yang terdapat dalam tubuh tumbuhan antara lain faktor genetik yang terdapat di
dalam gen dan hormon. Gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan
proses kimia dalam sel. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan.
Sedangkan, hormon merupakan senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan
respon fisiologi pada tumbuhan. Oleh karena itu dalam pembuatan makalah ini
agar kita dapat mengetahui tentang hormon asam absisat serta pengaruhnya yang
dikaitkan dengan perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
B. Rumusan masalah
1. Apakah Yang dimaksud dengan Hormon?
2. Apakah
yang dimaksud dengan Asam Absisat?
3. Dimanakah Letak Asam Absisat Pada Tumbuhan?
4. Bagaimana
proses pembentukan dan cara kerja asam absisat oleh
tumbuhan?
5. Apa saja peran Asam Absisat
dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Hormon?
2. Untuk Mengetahui pengertian dari Asam
Absisat?
3. Untuk mengetahui letak Asam Absisat Pada Tumbuhan dan
proses transfornya?
4. Untuk Mengetahui proses pembentukan cara kerja asam absisat oleh tumbuhan?
5. Untuk mengetahui peran
Asam Absisat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman?
D. Manfaat Penulisan
- Agar Pembaca dapat mengetahui Pengertian dari Hormon
- Agar Pembaca dapat mengetahui pengertian dari Asam Absisat
- Agar Pembaca dapat mengetahui letak Asam Absisat Pada Tumbuhan
- Agar Pembaca dapat mengetahui proses pembentukan asam absisat oleh tumbuhan dan proses transfornya
- Agar Pembaca dapat mengetahui peranan Asam Absisat dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hormon
Hormon
tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa
organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter,
bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah
pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan.
Hormon tumbuhan bersifat endogenous
("endogen"), dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan,
maupun exogenous ("eksogen"), diberikan dari luar sistem individu.
Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat
dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan dari
hormon hewan, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris: plant
growth regulator/substances) bagi hormon tumbuhan.
Kelompok hormon sendiri terdapat
ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik
yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan
identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologi yang sama,
bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok
utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris: auxins), sitokinin
(cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam
absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif bagi
pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun
menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor)
pertumbuhan. Selain kelima kelompok itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain
yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa
kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti brasinosteroid, asam
jasmonat, asam salisilat, dan poliamina. Beberapa senyawa sintetik berperan
sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan
oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel
yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik tumbuh di
bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada
jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang
lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui
pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel.
B.
Pengertian Hormon Asam Absisat
Asam absisat adalah molekul seskuiterpenoid (memiliki 15
atom karbon) yang merupakan salah satu hormon tumbuhan. Selain dihasilkan
secara alami oleh oleh tumbuhan, hormon ini juga dihasilkan oleh alga hijau dan
cendawan. Hormon ini ditemukan pada tahun 1963 oleh Frederick Addicott.
Addicott berhasil mengisolasi senyawa abscisin I dan II dari tumbuhan kapas.
Senyawa abscisin II kelak disebut dengan asam absisat, disingkat ABA. Pada saat
yang bersamaan, dua kelompok peneliti lain yang masing-masing dipimpin oleh
Philip Wareing dan Van Steveninck juga melakukan penelitian terhadap hormon
tersebut.
Hormon asam absisat merupakan senyawa yang bersifat
inhibitor (penghambat) yang cara kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan
giberelin. Salah satu fungsi auksin adalah untuk memacu proses pemanjangan sel
dan pembentukan buah tanpa biji. Sedangkan salah satu fungsi dari giberelin
adalah untuk mengakhiri proses dormansi pada biji yang terpengaruhi oleh asam
absisat.
Tahapan lain dalam kehidupan suatu tumbuhan yang
menguntungkan apabila pertumbuhan dihentikan adalah pada saat permulaan
dormansi biji, dan kemungkinan asam abisatlah yang bertindak sebagai penghambat
pertumbuhan. Biji akan berkecambah ketika ABA dihambat dengan cara membuatnya
tidak aktif, atau dengan membuangnya atau melalui peningkatan aktivitas
giberelin. Biji beberapa tumbuhan gurun mengakhiri dormansinya ketika hujan
lebat melunturkan ABA dari biji. Biji tumbuhan lain memerlukan cahaya atau
stimulus lain untuk memicu perombakan asam abisat. Pada sebagian besar kasus,
rasio ABA terhadap giberelin akan menentukan apakah biji itu akan tetap dorman
atau berkecambah.
Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress
diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan
diantaranya yaitu ABA. Keadaan rawan
tersebut antara lain kurang air, tanah
bergaram, dan suhu dingin atau panas.
ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut.
C. Letak Asam Absisat dan Transpornya pada Tanaman
Tempat produksi atau lokasi hormon asam
absisat pada tumbuhan yaitu di daun, batang, akar dan buah hijau. Fungsi utama
asam absisat yaitu menghambat pertumbuhan, menutup stomata selama kekurangan
air, menghambat pemutusan dormansi.
Pada daun, ABA berada pada 3 bagian sel yang berbeda,
yakni : (1) pada sitosol, dimana disintesis, (2) pada kloroplas dimana ABA
diakumulasikan, dan (3) pada dinding sel. Para ahli fisiologi berpendapat bahwa
ABA dapat merangsang penutupan stomata adalah ABA yang berada pada dinding sel.
ABA pada dinding sel ini berasal dari
sel-sel mesofil daun tempat di mana ABA ini disintesis.
Asam Absisat diangkut oleh tumbuhan secara
alami melalui xilem floem dan parenkim baik itu naik atau turun, proses
pengangkutan menuju daun dalam penutupan stomata dari akar menuju floem yang
dekonsentrasi pada daun yang dapat dipengaruhi oleh tingkat kegaraman yang
tinggi. Begitupun dari daun menuju akar dan menuju batang dalam penghambatan
penambahan panjang dan lebar batang pada tanaman.
D. Pembentukan Asam Absisat pada Tumbuhan dan
Cara Kerjanya
Hormon Asam Absisat pada tumbuhan dapat
diperoleh dengan cara alami melaui proses di dalam tumbuhan itu sendiri
(endogen) dan melalui pemberian dari luar oleh campur tangan manusia (eksogen).
Namun secara alami tumbuhan dapat menghasilkan hormon Asam Absisat di dalam
tubuhnya walaupun tidak dalam jumlah yang besar dengan beberapa proses yaitu :
1.
Biosintesis/pembentukan
ABA pada sebagian besar tumbuhan terjadi secara
tak langsung melalui peruraian karotenoid (zat warna merah, kuning dan
Orange) tertentu (40 karbon) yang ada di plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan
pergerakan giberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui xilem floem dan
juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
2.
Rangkaian pose
secara kimia, yaitu
a.
Jalur Asam
mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat → ABA
b.
Jalur Violaxanthin
: Violaxanthin → Xanthoxin → ABA - Cahaya
Secara non-alami, Asam Absisat diperoleh melalui
pemberian dari luar tubuh baik itu Asam Absisat Sintetik maupun yang diekstrak
dari tumbuhan lain, misalnya Alga.
Cara kerja dari asam absisat ini seperti
merangsang penutupan stomata pada waktu kekurangan air, mempertahankan dormansi
dan biasanya terdapat di daun, batang, akar, buah berwarna hijau. Pengangkutan
hormon ABA dapat terjadi baik di xilem maupun floem dan arah pergerakannya bisa
naik atau turun. Transportasi ABA dari floem menuju ke daun dapat dirangsang
oleh salinitas (kegaraman tinggi).
Pada tumbuhan tertentu, terdapat perbedaan
transportasi ABA dalam siklus hidupnya. Daun muda memerlukan ABA dari xilem dan
floem, sedangkan daun dewasa merupakan sumber dari ABA dan dapat ditranspor ke
luar daun.
Gambar : Tumbuhan
kekeringan tanpa asam absisat (atas) dan cambah (A) yang tumbuh cepat dengan
ditiadakannya asam absisat (bawah)
Hormon ini dapat menutup stomata pada daun
dengan menurunkan tekanan osmotik dalam sel dan menyebabkan sel turgor.
Akibatnya, cairan tanaman hilang yang disebabkan oleh transpirasi melalui
stomata dapat dicegah. ABA juga mencegah kehilangan air dari tanaman dengan
membentuk lapisan epikutikula atau lapisan lilin. Selain itu, ABA juga dapat
menstimulasi pengambilan air melalui akar. Selain untuk menghadapi kekeringan,
ABA juga berfungsi dalam menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar
garam atau salinitas yang tinggi. Peningkatan konsentrasi ABA pada daun dapat
diinduksi oleh konsentrasi garam yang tinggi pada akar.. Dalam menghadapi musim
dingin, ABA akan menghentikan pertumbuhan primer dan sekunder. Hormon yang
dihasilkan pada tunas terminal ini akan memperlambat pertumbuhan dan memicu
perkembangan primordia daun menjadi sisik yang berfungsi melindungi tunas
dorman selama musim dingin. ABA juga akan menghambat pembelahan sel kambium
pembuluh.
Terdapat beberapa kondisi Dimana hormon Asm
Absisat terbentuk pada bagian tumbuhan, diantaranya pada daun, tumbuhan yang
mengalami cekaman air : (kekeringan); konsentrasi ABA naik sampai lebih dari 50 kalinya hanya dalam waktu 4-8 jam
(400 ng per g berat basah); sebagai respon dari
meningkatkan laju biosintesisnya. Namun jika tumbuhan diberi air
kembali; konsentrasi ABA turun sampai ke
konsentrasi sebelum cekaman dalam waktu 4-8 jam; sebagai respon menurunnya laju
biosintesis.
Biji yang sedang berkembang konsentrasi ABA sangat tinggi (100 x) ; lalu
semakin menurun seiring dengan semakin
dewasanya biji karena tumbuhan sudah semakin kuat dan dapat menghasilkan
makanan dalam jumlah besar serta penyerapan air yang lebih optimal melalui akar.
E. Kegunaan Asam Absisat bagi Tumbuhan
Seperti
yang telah dijelaskan diatas, hormon Asam Absisat berfungsi dalam menghambat
pertumbuhan, hal ini dilakukan untuk membantu tumbuhan untuk bertahan dalam
kondisi yang sulit, sehingga hormon absisat hanya diproduksi jika tumbuhan
mengalamai kondisi seperti kekurangan air, pada musim dingin, musim kering, dan
musim gugur sehingga terjadi proses-proses untuk menghambat pertumbuhan. Secara
Keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam :
1.
Secara fisiologis
berfungsi dalam Pengaturan perkecambahan biji, Mendorong sintesis protein
simpanan, Mengurangi efek kekurangan air, Peristiwa absisi, Dormansi tunas,
Memacu transpor fotosintat yang sedang berkembang
2. Dormansi tunas
3. Menghambat perkecambahan biji
4. Mempengaruhi pembungaan tanaman
5. Memperpanjang masa dormansi umbi-umbian
6. Mempengaruhi pucuk tumbuhan untuk melakukan dormansi
7. Untuk maturasi biji dan menjaga biji agar berkecambah di
musim yang diinginkan
8. Untuk menghadapi lingkungan dengan suhu rendah dan kadar
garam atau salinitas yang tinggi
9. Menghambat pembelahan sel kambium pembuluh.
BAB III
PENUTUP
Mengakhiri Makalah ini, penyusun tidak lupa
mengucapkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala Rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Tetapi bila ada
terdapat kesalahan dalam penuturan kata-kata agar sekiranya dapat dimaklumi,
karena bagaimanapun penulis masih dalam tahap belajar, sehingga masih perlu
penambahan disana-sini.
Dalam bab ini, penulis akan mengemukakan beberapa
kesimpulan dari penulisan Makalah ini yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita
semua
A. Kesimpulan
1. Hormon adalah sekumpulan
senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun
dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per
liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau
mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan
2. Asam Absisat adalah senyawa yang bersifat inhibitor
(penghambat) yang cara kerjanya berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin.
3. Hormon Asam Absisat terletak di bagian daun, akar dan
batang tumbuhan, dan di transportasi melalui xilem dan floem baik itu secara
menurun maupun menaik.
4. Secara keseluruhan, hormon Asam Absisat memicu terjadinya
penutupan stomata untuk mengurangi penguapan dengan pengakumulasian hormon asam
absisat di bagian daun begitupun dalam penghambatan pertumbuhan batang dengan
akumulasi asam absisat pada bagian batang.
5. Secara keseluruhan, Asam Absisat berfungsi dalam
menghambat pertumbuhan baik du penutupan stomata, formasi biji dan cambah
maupun penghentian pertumbuhan tanaman di dalam masa-masa yang sulit.
DAFTAR
PUSTAKA
Admin, 2009. Hormon ABA (Asam Absisat), http://wawan-junaidi.blogspot.com,
Diakses 9 November 2012
Biologi itu Mudah, 2012. Absisin Acid-ABA-Asam Absisat, http://biologigonz.
blogspot.com, diakses 9
November 2012
Campbell, et al,2005. Biologi
Edisi kelima Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Emanuel, A.P.,1997. Biologi, PT Galaxy
Puspa Mega, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar